PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang
dapat mewakili gagasan pembicara atau penulis sehingga dapat dipahami dan
dimengerti oleh orang lain.
SYARAT-SYARAT KALIMAT EFEKTIF
1. KESATUAN GAGASAN
Memiliki subyek,predikat, serta
unsur-unsur lain ( O/K) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
Di dalam keputusan itu merupakan kebijaksanaan yang dapat membantu keselamatan umum.
Kalimat ini tidak memiliki kesatuan karena tidak didukung subyek. Unsur di dalam keputusan itu bukanlah subyek, melainkan keterangan. Ciri bahwa unsur itu merupakan keterangan ditandai oleh keberadaan frase depan di dalam (ini harus dihilangkan).
2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN
Keparalelan atau kesejajaran bentuk
adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan
kata dan frasa yang dipakai di dalam kalimat. Memiliki kesamaan
bentukan/imbuhan. Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan
seterusnya juga harus menggunakan nomina. Maksudnya jika bagian kalimat itu
menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus
menggunakan di- pula.
Contoh: Kakak menolong anak itu dengan
dipapahnya ke pinggir jalan.
Kalimat tersebut tidak memiliki
kesejajaran antara predikat-predikatnya. Yang satu menggunakan predikat aktif,
yakni imbuhan me-, sedang yang satu lagi menggunakan predikat pasif, yakni
menggunakan imbuhan di-.
Kalimat itu harus diubah menjadi :
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
1. Kakak menolong anak itu dengan memapahnya ke pinggir jalan
2. Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
3. KEHEMATAN
Kehematan adalah upaya
menghindari pemakaian kata yang tidak perlu, sehingga kata dalam sebuah kalimat
menjadi lebih padat dan berisi. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan
mengaburkan maksud kalimat.
Menghemat kata dapat dilakukan dengan cara:
Menghemat kata dapat dilakukan dengan cara:
a. Menghilangkan pengulangan subyek.
b. Menghindarkan pemakaian superordinat pada
hiponimi kata.
c. Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
d. Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang
sudah jamak.
Contoh: Jangan naik ke atas karena licin! (Mestinya
menghilangkan kata ke atas).
4. KELOGISAN
Kelogisan maksudnya bahwa suatu
kalimat harus mudah dipahami dan penulisannya harus sesuai dengan ejaan yang
berlaku. Dalam hal ini hubungan unsur-unsur dalam kalimat harus memiliki
hubungan yang logis/masuk akal.
Contoh : Waktu dan tempat saya
persilakan.
Kalimat diatas tidak logis/tidak masuk
akal karena waktu dan tempat adalah benda mati yang tidak dapat dipersilakan.
Kalimat tersebut harus diubah misalnya ;
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
Bapak penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.
5. PENEKANAN
Penekanan merupakan perlakuan khusus
pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat
secara keseluruhan. Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan.
Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
a. Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan
cara meletakkan bagian yang penting di depan kalimat.
Contoh :
1. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
Contoh :
1. Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
b. Menggunakan partikel; penekanan bagian kalimat
dapat menggunakan partikel –lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1. Bisakah dia menyelesaikannya?
Contoh :
1. Bisakah dia menyelesaikannya?
c. Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang
kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
d. Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan
kata yang bertentangan atau berlawanan makna/maksud dalam bagian kalimat yang
ingin ditegaskan.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
Contoh :
1. Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
6.KEVARIASIAN
Untuk menghindari kebosanan dan
keletihan saat membaca, diperlukan variasi dalam teks. Ada kalimat yang dimulai
dengan subyek, predikat atau keterangan. Ada kalimat yang pendek dan panjang.
a). Cara memulai
1. Subyek pada awal kalimat.
Dengan adanya subyek pada awal
kalimat, maka kalimat-kalimat akan berubah nadanya.
-
Untuk menyatakan
kepastian digunakan kata: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali, dan
sebagainya.
-
Untuk menyatakan
ketidakpastian digunakan : mungkin, barangkali, kira-kira, rasanya, tampaknya,
dan sebagainya.
-
Untuk menyatakan
kesungguhan digunakan: sebenarnya, sesungguhnya, sebetulnya, benar, dan
sebagainya.
b). Panjang-pendek kalimat.
Tidak selalu kalimat pendek
mencerminkan kalimat yang baik atau efektif, kalimat panjang tidak selalu
rumit. Akan sangat tidak menyenangkan bila membaca karangan yang terdiri dari
kalimat yang seluruhnya pendek-pendek atau panjang-panjang. Dengan menggabung
beberapa kalimat tunggal menjadi kalimat majemuk setara terasa hubungan antara
kalimat menjadi lebih jelas, lebih mudah dipahami sehingga keseluruhan paragraf
merupakan kesatuan yang utuh.
c). Jenis kalimat.
Biasanya dalam menulis, orang
cenderung menyatakannya dalam wujud kalimat berita. Hal ini wajar karena dalam
kalimat berita berfungsi untuk memberi tahu tentang sesuatu. Dengan demikian,
semua yang bersifat memberi informasi dinyatakan dengan kalimat berita. Tapi,
hal ini tidak berarti bahwa dalam rangka memberi informasi, kalimat tanya atau
kalimat perintah tidak dipergunakan, justru variasi dari ketiganya akan
memberikan penyegaran dalam karangan.
d). Kalimat aktif dan pasif.
Selain pola inversi, panjang-pendek
kalimat, kalimat majemuk dan setara, maka pada kalimat aktif dan pasif dapat
membuat tulisan menjadi bervariasi.
e). Kalimat langsung dan tidak
langsung.
Biasanya yang dinyatakan dalam kalimat
langsung ini adalah ucapan-ucapan yang bersifat ekspresif. Tujuannya tentu saja
untuk menghidupkan paragraf. Kalimat langsung dapat diambil dari hasil
wawancara, ceramah, pidato, atau mengutip pendapat seseorang dari buku.
PENYEBAB KALIMAT TIDAK EFEKTIF
Kalimat
tidak efektif adalah kalimat yang tidak memiliki atau mempunyai sifat-sifat
yang terdapat pada kalimat efektif. Berikut ini mari kita bahas satu per satu
mengenai penyebab kalimat menjadi tidak efektif :
1. Salah nalar
Contoh:
Contoh:
- Waktu dan
tempat kami persilahkan (tidak efektif).
- Bapak
penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium (efektif).
2. Bentuk kata tidak sejajar
Contoh:
- qiqi membeli buku itu karena diketahui bahwa buku tersebut bagus (tidak efektif ).
- qiqi membeli buku itu karena mengetahui bahwa buku tersebut bagus (efektif ).
Contoh:
- qiqi membeli buku itu karena diketahui bahwa buku tersebut bagus (tidak efektif ).
- qiqi membeli buku itu karena mengetahui bahwa buku tersebut bagus (efektif ).
3. Menggunakan subjek ganda
Contoh:
- komik itu saya sudah baca (tidak efektif).
- Saya sudah membaca komik itu (efektif).
Contoh:
- komik itu saya sudah baca (tidak efektif).
- Saya sudah membaca komik itu (efektif).
4. Kontaminasi/keracunan
Contoh:
- Nilai UTS bahasa Indonesia Aldi sangat baik sekali (tidak efektif).
- Nilai UTS bahasa Indonesia Aldi baik sekali (efektif).
Contoh:
- Nilai UTS bahasa Indonesia Aldi sangat baik sekali (tidak efektif).
- Nilai UTS bahasa Indonesia Aldi baik sekali (efektif).
5. Bentuk jamak yang diulang
Contoh:
- Para hadirin dimohon berdiri (tidak efektif).
- Hadirin kami mohon berdiri (efektif).
Contoh:
- Para hadirin dimohon berdiri (tidak efektif).
- Hadirin kami mohon berdiri (efektif).
6. Makna tidak logis
Contoh:
- Saya saling berpegangan (tidak efektif).
- Kami saling berpegangan (efektif).
Contoh:
- Saya saling berpegangan (tidak efektif).
- Kami saling berpegangan (efektif).
7. Penggunaan kata depan yang tidak perlu
Contoh:
- Kepada siswa kelas V dimohon berkumpul di aula (tidak efektif).
- Siswa kelas V dimohon berkumpul di aula (efektif).
Contoh:
- Kepada siswa kelas V dimohon berkumpul di aula (tidak efektif).
- Siswa kelas V dimohon berkumpul di aula (efektif).
8. Pengaruh bahasa daerah atau bahasa asing
Contoh:
- Para tamu undangan sudah pada hadir (tidak efektif).
- Tamu undangan sudah hadir (efektif).
Contoh:
- Para tamu undangan sudah pada hadir (tidak efektif).
- Tamu undangan sudah hadir (efektif).
PENGERTIAN ALINEA ATAU PARAGRAF
Paragraf atau alinea adalah suatu
bentuk bahasa yang biasanya merupakan hasil penggabungan beberapa kalimat. Dalam
upaya menghimpun beberapa kalimat menjadi paragraph, yang perlu diperhatikan
adalah kesatuan dan kepaduan. Kesatuan berarti seluruh kalimat dalam paragraf
membicarakan satu gagasan(gagasan tunggal).Kepaduan berarti seluruh kalimat
dalam paragraf itu kompak, saling berkaitan mendukung gagasan tunggal paragraf.
UNSUR-UNSUR ALINEA ATAU PARAGRAF
Paragraf terdiri
atas kalimat topik atau kalimat pokok dan kalimat penjelas atau kalimat
pendukung. Kalimat topik merupakan kalimat terpenting yang berisi ide pokok
alinea. Sedangkan kalimat penjelas atau kalimat pendukung berfungsi untuk
menjelaskan atau mendukung ide utama.
A.
Ciri kalimat topik :
1. Mengandung
permasalahan yang potensial untuk diuraikan lebih lanjut.
2. Mengandung
kalimat lengkap yang dapat berdiri sendiri.
3. Mempunyai arti
yang jelas tanpa dihubungkan dengan kalimat lain.
4. Dapat dibentuk
tanpa kata sambung atau transisi
B
Ciri kalimat pendukung :
1. Sering merupakan
kalimat yang tidak dapat berdiri sendiri.
2. Arti kalimatnya
baru jelas setelah dihubungkan dengan kalimat lain dalam satu alinea.
3. Pembentukannya
sering memerlukan bantuan kata sambung atau frasa penghubung atau kalimat
transisi.
4. Isinya berupa
rincian, keterangan, contoh, dan data lain yang bersifat mendukung kalimat
topik
SYARAT-SYARAT ALINEA ATAU PARAGRAF
1.
Koherensi
Syarat pertama
yang harus dipenuhi oleh sebuah alenia ialah koherensi atau kepaduan, yakni
adanya hubungan yang harmonis, yang memperlihatkan kesatuan kebersamaan antara
satu kalimat dengan kalimat yang lainnya dalam sebuah alenia. Alenia yang
memiliki koherensi akan sangat memudahkan pembaca mengikuti alur pembahasan
yang disuguhkan. Ketiadaan Koherensi dalam sebuah alenia akan menyulitkan
pembaca untuk menghubungkan satu kalimat dengan kalimat lainnya
2.
Kesatuan
Tiap alenia hanya
mengandung satu gagasan pokok atau satu topik. Fungsi alenia adalah
mengembangkan gagasan pokok atau topik tersebut. Oleh karena itu, dalam
pengembangannya tidak boleh ada unsur-unsur yang sama sekali tidak berhubungan
dengan topik atau gagasan tersebut.
3. Pengembangan
Pengembangan
paragraf sangat berkaitan erat dengan posisi
kalimat topik karena kalimat topiklah yang mengandung inti
permasalahan atau ide utama paragraf. Pengembangan paragraph deduktif,
misalnya, yang menempatkan ide/gagasan utama pada awal paragraf, pasti berbeda
dengan pengembangan paragraf induktif yang merupakan kebalikan dari paragraf
deduktif. Demikian juga dengan tipe paragraf yang lainnya.
Selain kalimat topik, pengembangan paragraf
berhubungan pula dengan fungsi paragraf yang akan dikembangkan: sebagai
paragraf pembuka, paragraf pengembang, atau paragraf penutup. Fungsi tersebut
akan mempengaruhi pemilihan metode pengembangan karena misi ketiga paragraf
tersebut dalam karangan saling berbeda .
Metode
pengembangan paragraf akan bergantung pada sifat informasi yang
akan disampaikan,yaitu: persuasive, argumentatif, naratif, deskriptif, dan
eksposisi.
TUJUAN
PEMBENTUKAN ALINEA ATAU PARAGRAF
-
Memudahkan pengertian dan pemahaman terhadap
satu tema.
-
Memisahkan dan menegaskan perhentian secara
wajar dan normal
JENIS-JENIS ALINEA ATAU PARAGRAF
Paragraf
memiliki banyak ragamnya. Untuk membedakan paragraf yang satu dari paragraf
yang lain berdasarkan kelompoknya,yaitu : jenis paragraf menurut posisi kalimat
topiknya, menurut sifat isinya, menurut fungsinya dalam karangan.
1). Jenis paragraf menurut posisi kalimat
topiknya
Kalimat yang
berisi gagasan utama paragraf adalah kalimat topik. Karena berisi gagasan utama
itulah keberadaan kalmat topic dan letak posisinya dalam paragraf menjadi
penting. Berdasarkan posisi kalimat topik, paragraf dapa dibedakan atas empat
macam, yaitu : paragraf deduktif, paragraf induktif, paragraf deduktif-induktif(campuran),
paragraf penuh kalimat topik.
A. Paragraf Deduktif
Adalah paragraf yang
letak kalimat pokoknya di tempat kan pada bagian awal paragraf ,yaitu paragraf
yang menyajikan pokok permasalahan terlebih dahulu, yang dimulai dengan
pernyataan umum yang disusun dengan uraian atau penjelasan khusus
(umum-khusus).
Contoh paragraf deduktif :
”Kemauannya sulit untuk diikuti. Dalam rapat
sebelumnya, sudah diputuskan bahwa dana itu harus disimpan dulu. Para peserta
sudah menyepakati hal itu. Akan tetapi, hari ini ia memaksa menggunakannya
untuk membuka usaha baru.”
B. Paragraf Induktif
Paragraf induktif ditandai dengan
terdapatnya kalimat utama di akhir paragraf dan diawali dengan uraian atau
penjelasan bersifat khusus dan diakhiri dengan pernyataan umum (khusus-umum).
Contoh paragraf induktif:
“Semua orang menyadari bahwa bahasa merupakan
sarana pengembangan budaya. Tanpa bahasa, sendi-sendi kehidupan akan lemah.
Komunikasi tidak lancer. Informasi tersendat-sendat. Memang bahasa
merupakan alat komunikasi yang penting, efektif dan efisien”.
C. Paragraf Campuran
Paragraf campuran
ditandai dengan terdapatnya kalimat utama di awal dan akhir paragraph (deduktif-induktif). Kalimat pada akhir
paragraf umumnya menjelaskan atau menegaskan kembali gagasan utama yang
terdapat pada awal paragraf.
Contoh
paragraf campuran :
" Pemerintah menyadari bahwa
rakyat Indonesia memerlukan rumah yang kuat,murah, dan sehat. Pihak dari
pekerjaan umum sudah lama menyelidiki bahan rumah yang murah, tetapi kuat.
Tampaknya bahan perlit yang diperoleh dari batuan gunung beapi sangat menarik
perhatian para ahli. Bahan ini tahan api dan air tanah. Usaha ini menunjukan
bahwa pemerintah berusaha membangun rumah yang kuat, murah dan sehat untuk
memenuhi kebutuhan rakyat."
2). Jenis paragraf atau alinea berdasarkan
paragraf penuh kalimat topik
Seluruh
kalimat yang membangun paragraf sama pentingnya sehingga tidak satupun kalimat
yang khusus menjadi kalimat topik. Kondisi seperti itu dapat atau biasa terjadi
akibat sulitnya menentukan kalimat topic karena kalimat yang satu dan lainnya
sama-sama penting. Paragraf semacam ini sering dijumpai dalam uraian-uraian
bersifat deskriptif dan naratif terutama dalam karangan fiksi.
Contoh paragraf penuh kalimat topik :
" Pagi hari itu aku berolahraga
di sekitar lingkungan rumah. Dengan udara yang sejuk dan menyegarkan. Di
sekitar lingkungan rumah terdengar suara ayam berkokok yang menandakan pagi
hari yang sangat indah. Kuhirup udara pagi yang segar sepuas-puasku."
3). Jenis Paragraf Menurut Sifat Isinya
Berdasarkan
sifat isinya, alinea dapat digolongkan atas lima macam,yaitu:
1.
Naratif
Karangan ini
berisi rangkaian peristiwa yang susul-menyusul, sehingga membentuk alur cerita.
Karangan jenis ini sebagian besar berdasarkan imajinasi.
Contoh:
Jam istirahat. Allqy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
Jam istirahat. Allqy tengah menulis sesuatu di buku agenda sambil menikmati bekal dari rumah. Sesekali kepalanya menengadah ke langit-langit perpustakaan, mengernyitakan kening,tersenyum dan kembali menulis. Asyik sekali,seakan diruang perpustakaan hanya ada dia.
2.
Deskriptif
Berisi gambaran
mengenai suatu hal atau keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, merasa
atau mendengar hal tersebut.
Contoh:
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
Gadis itu menatap Doni dengan seksama. Hati Doni semakin gencar memuji gadis yang mempesona di hadapanya. Ya, karena memang gadis didepannya itu sangat cantik. Rambutnya hitam lurus hingga melewati garis pinggang. Matanya bersinar lembut dan begitu dalam, memberikan pijar mengesankan yang misterius. Ditambah kulitnya yang bersih, dagu lancip yang menawan,serta bibir berbelah, dia sungguh tampak sempurna.
3.
Argumentatif
Bertujuan
membuktikan kebenaran suatu pendapat/ kesimpulan dengan data/ fakta konsep
sebagai alasan/ bukti.
Contoh:
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
Sebagian anak Indonesia belum dapat menikmati kebahagiaan masa kecilnya. Pernyataan demikian pernah dikemukakan oleh seorang pakar psikologi pendidikan Sukarton (1992) bahwa anakanak kecil di bawah umur 15 tahun sudah banyak yang dilibatkan untuk mencari nafkah oleh orang tuanya. Hal ini dapat dilihat masih banyaknya anak kecil yang mengamen atau mengemis di perempatan jalan atau mengais kotak sampah di TPA, kemudian hasilnya diserahkan kepada orang tuanya untuk menopang kehidupan keluarga. Lebih-lebih sejak negeri kita terjadi krisis moneter, kecenderungan orang tua mempekerjakan anak sebagai penopang ekonomi keluarga semakin terlihat di mana-mana.
4.
Persuasif
Karangan ini bertujuan mempengaruhi
emosi pembaca agar berbuat sesuatu. isi
paragraf ini mempromosikan sesuatu dengan cara mempengaruhi atau mengajak
pembaca. Paragraf persuasif banyak dipakai dalam penulisan iklan,terutama
majalah dan Koran .
Contoh:
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan. Sebagai sesama anggota masyarakat, kita harus mengembangkan sikap tolong-menolong dan saling mencintai. Dengan demikian, kehidupan bermasyarakat dipenuhi oleh suasana kemanusian dan saling mencintai.
5.
Eksposisi
Berisi uraian
atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan memberi informasi.
Contoh:
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70 persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya meningkat.
4).
Jenis Paragraf Menurut Fungsi / Tujuannyanya dalam Karangan
Menurut fungsinya, paragraf dapat
dibedakan menjadi 3 , yaitu:
1. Paragraf Pembuka
Paragraf
pembuka biasanya memiliki sifat ringkas menarik, dan bertugas menyiapkan
pikiran pembaca kepada masalah yang akan diuraikan. Paragraf pembuka biasanya bertujuan untuk
mengutarakan suat aspek pokok pembicaraan dalam karangan .
Sebagai
bagian awal sebuah karangan, paragraf pembuka harus di fungsikan untuk:
1. Menghantar pokok pembicaraan.
2. Menarik minat pembaca.
3. Menyiapkan atau menata pikiran untuk
mengetahui isi seluruh karangan.
Setelah
memiliki ke tiga fungsi tersebut di atas dapat dikatakan paragraf pembuka
memegang peranan yang sangat penting dalam sebuah karangan. Paragraf pembuka
harus disajikan dalam bentuk yang menarik untuk pembaca.
Contoh paragraf
pembuka :
Pemuli baru saja
usai. Sebagian orang, terutama caleg yang sudah pasti jadi, merasa bersyukur
karena pemilu berjalan lancer seperti yang diharapkan. Namun, tidak demikian
yang dirasakan oleh para caleg yang gagal memperoleh kursi di parlemen. Mereka
mengalami stress berat hingga tidak bias tidur dan tidak mau makan.
2. Paragraf Penghubung
Paragraf
penghubung berisi inti masalah yang hendak disampaikan kepada pembaca. Secara
fisik, paragraf ini lebih panjang dari pada paragraf pembuka. Sifat
paragraf-paragraf penghubung bergantung pola dari jenis karangannya. Dalam
karangan-karangan yang bersifat deskriptif, naratif, eksposisis,
paragraf-paragraf itu harus disusun berdasarkan suatu perkembangan yang logis.
Paragraf
ini didalam karangan dapat difungsikan untuk:
1. Mengemukakan inti persoalan.
2. Memberikan ilustrasi.
3. Menjelaskan hal yang akan diuraikan pada
paragraf berikutnya.
4. Meringkas paragraf sebelumnya
5. Mempersiapkan dasar bagi simpulan.
3. Paragraf Penutup
Paragraf penutup
biasanya berisi simpulan (untuk argumentasi) atau penegasan kembali (untuk
eksposisi) mengenai hal-hal yang dianggap penting. Paragraf ini merupakan pernyataan kembali
maksud penulis agar lebih jelas. Mengingat paragraf penutup dimaksudkan untuk
mengakhiri karangan. Penyajian harus memperhatikan hal sebagai berikut :
1. Sebagai bagian penutup,paragraf ini tidak
boleh terlslu panjang.
2. Isi paragraf harus berisi simpulan sementara
atau simpulan akhir sebagai cerminan inti seluruh uraian.
3. Sebagai bagian yang paling akhir dibaca,
disarankan paragraf ini dpat menimbulkan kesan yang medalam bagi pembacanya.
Contoh paragraf
penutup :
Demikian proposal
yang kami buat. Semoga usaha kafe yang kami dirikan mendapat ridho dari Tuhan
YME serta bermanfaat bagi sesama. Atas segala perhatiannya, kami ucapkan terima
kasih.
REFERENSI :
No comments:
Post a Comment