Augmented
Reality (AR) atau yang dalam bahasa Indonesia disebut dengan realitas tambahan adalah
teknologi yang menggabungkan benda maya dua dimensi dan ataupun tiga dimensi ke
dalam sebuah lingkungan nyata tiga dimensi lalu memproyeksikan benda-benda maya
tersebut dalam waktu nyata (real-time).
Benda-benda maya berfungsi menampilkan
informasi yang tidak dapat diterima oleh manusia secara langsung. Hal ini membuat Augmented Reality berguna sebagai alat
untuk membantu persepsi dan interaksi penggunanya dengan dunia nyata. Informasi
yang ditampilkan oleh benda maya membantu pengguna melaksanakan
kegiatan-kegiatan dalam dunia nyata. Ada tiga
prinsip Augmented Reality, yang pertama yaitu Augmented Reality merupakan
gabungan dari dunia nyata dan dunia virtual, yang kedua berjalan secara
interaktif dalam waktu yang nyata (real-time), dan yang ketiga terdapat
integrasi antar benda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam
dunia nyata. Selain menambahkan benda maya dalam lingkungan nyata,
Augmented Reality juga berpotensi menghilangkan benda-benda yang sudah ada.
Menambah sebuah lapisan gambar maya dimungkinkan untuk menghilangkan atau
menyembunyikan lingkungan nyata dari pandangan pengguna. Misalnya, untuk
menyembunyikan sebuah meja dalam lingkungan nyata, perlu digambarkan lapisan
representasi tembok dan lantai kosong yang diletakkan diatas gambar meja nyata,
sehingga menutupi meja nyata dari pandangan pengguna.
Ronald T.
Azuma (1997) mendefinisikan Augmented Reality sebagai penggabungan benda-benda nyata dan maya
di lingkungan nyata, berjalan secara interaktif dalam waktu nyata, dan terdapat
integrasi antarbenda dalam tiga dimensi, yaitu benda maya terintegrasi dalam
dunia nyata. Penggabungan benda nyata dan maya dimungkinkan dengan teknologi
tampilan yang sesuai, interaktivitas dimungkinkan melalui perangkat-perangkat
input tertentu, dan integrasi yang baik memerlukan penjejakan yang efektif.
Tujuan utama dari Augmented Reality
adalah untuk menciptakan lingkungan baru dengan menggabungkan interaktivitas
lingkungan nyata dan virtual sehingga pengguna merasa bahwa lingkungan yang
diciptakan adalah nyata. Dengan kata lain pengguna merasa tidak ada perbedaan
yang dirasakan antar Augmented Reality (AR) dengan apa yang mereka lihat dan
mereka rasakan di lingkungan nyata. Dengan bantuan teknologi Augmented Reality,
lingkungan nyata disekitar pengguna akan dapat berinteraksi dalam bentuk
digital (virtual). Informasi tentang objek dan lingkungan disekitar pengguna
dapat ditambahkan ke dalam sistem AR yang kemudian informasi tersebut
ditampilkan diatas layer dunia nyata secara real-time seolah-olah informasi
tersebut adalah nyata.
Augmented
Reality dapat diaplikasikan untuk semua indera, termasuk pendengaran, sentuhan,
dan penciuman. Selain digunakan dalam bidang-bidang seperti kesehatan, militer,
industri manufaktur, Augmented Reality juga telah diaplikasikan dalam
perangkat-perangkat yang digunakan orang banyak, seperti pada telepon genggam.
Referensi :
No comments:
Post a Comment